Ikan kakap putih merupakan salah ikan satu jenis ikan air laut yang bernilai ekonomis tinggi. Hal ini dikarenakan permintaan konsumen yang cukup tinggi baik dalam pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Dengan harga yang berkisar Rp 50.000/kg, ikan ini berpotensi memberikan keuntungan yang cukup
menjanjikan bagi pembudidaya. Di indonesia sendiri, ikan ini tersebar hampir di seluruh kawasan perairan selat di indonesia. Di beberapa tempat di indonesia, ikan ini dipanggil dengan nama-nama seperti: pelak, petakan, cabek, cabik (jawa tengah dan jawa timur), dubit tekong(madura), pica-pica, dll.
Teknik pembudidayaan
Pada teknik pembudidayaannya, pembudidaya harus memperhatikan berbagai macam syarat dan ketentuan tempat pembudidayaan, pemilihan wadah budidaya dan metode pemeliharaannya.
Untuk persyaratan lokasi pembudidayaan, pembudidaya harus memperhatikan beberapa syarat lokasi sbb:
• Perairan pantai/laut yang terlidung dari angin dan gelombang
• Kedalaman air yang berkisar antara 5-7 meter
• Kecepatan arus 20-40 cm/detik
• Kadar garam 27-32 ppt
• Suhu air 28-30°C dan oksigen terlarut 7-8 ppm.
Umumnya, syarat tersebut akan terpenuhi dengan sendirinya, jika anda memilih tempat perairan selat (pemisah dua pulau) yang terdapat teluk yang jauh dari keramaian manusia (bukan tempat wisata).
Selanjutnya, yang harus pembudidaya perhatikan adalah pembuatan wadah budidaya. Umumnya, pembudidaya menggunakan keramba ukuran sedang(sesuai keinginan) sebagai tempat pembudidayaannya. Keramba di buat dengan menyiapkan jaring yang terbuat dari polythilene(P€) atau jaring trwl sebagai wadahnya, kayu/besi yang dibuat dengan model kubus/balok sebagai rakit/penyangga jaring tersebut, selanjutnya ditambahkan pelampung (drum kosong) sebagai pengapung nya di dalam air dan selanjutnya keramba diikatkan ke jangkar sebagai alat penahan dan pemberat agar tak terbawa arus laut. Keramba di apungkan didalam air dengan ¼ bagian keramba berada pada permukaan air. Jarak dasar air dengan bagian bawah keramba sekitar 2-3 meter.
Metode pemeliharaan
Dalam fase pemeliharaanya, bibit dipilih dengan memperhatikan bobot ikan sekitar 50-80 gram/ekor atau berukuran sekitar 7,5-10 cm dimasukkan ke dalam keramba yang telah disiapkan. Selanjutnya ikan diberikan pakan berupa ikan rucah/ikan laut kecil 2 kali dalam satu hari. Pada masa pembesaran ini pembudidaya harus memperhatikan betul-betul pemerataan pemberian pakanya agar asupan gizi ikan kakap terpenuhi sehingga terhindari dari kanibalisme sesama ikan. Pada umumnya pembesaran ikan kakap di laut membutuhkan waktu sekitar 5-7 bulan atau hingga ikan memenuhi ukuran konsumsi. Pada tahapan ini, pembudidaya harus memperhatikan kepadatan ikan terhadap volume keramba. Pada bulan pertama hingga kedua kepadatan ikan adalah 30-35 ekor/mᵌ, selanjutnya pada bulan ketiga hingga kelima kepadatan dikurangi menjadi 25-30 ekor/mᵌ, dan terakhir yakni pada bulan kelima hingga ikan mencapai ukuran konsumsi kepadatan ikan dikurangi hingga 10-20 ekor/mᵌ.
Pada fase pemeliharaan, pembudidaya harus memperhatikan betul-betul kondisi kebersihan keramba terutama kebersihan jaring dan rakit. Hal ini untuk menghindari pemberatan keramba terhadap berbagai jenis kotoran yang menempel serta menghindari pelapukan/pengerepukan rakit dan jaring keramba. Berbagai macam jenis kotoran yang biasa melekat di jaring dan rakit antara lain seperti jamur air(algae), batu/pasir, kerang-kerangan dan lain-lain. Pembersihan dapat dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan sikat atau semprot air untuk membersihkan kotoran pada rakit serta dengan menggunakan ikan herbivora untuk membersihkan jamur pada jaring dan rakit pada dalam keramba. Pada saat pembersihan keramba dengan menggunakan sikat, pembudidaya harus melakukanya dengan hati-hati agar ikan tidak stres dan mati.
Demikian artikel ini saya buat, semoga memberikan manfaat bagi pembaca. Wasallam
0 komentar: