Ikan bawal tawar merupakan jenis ikan air tawar yang hidup di perairan sungai yang besar terutama di wilayah tropis. Di indonesia sendiri khususnya, Ikan bawal tersebar di sungai-sungai kalimantan, sumatera, jawa dan sulawesi. Ikan ini sangat senang hidup di perairan sungai yang berarus stabil dan cukup dalam. Kebiasaan hidup di perairan cukup dalam ini lah yang menjadikan ikan ini sulit di temukan oleh nelayan.
Ukuran ikan ini dapat mencapai ukuran 1,5 hingga 2 kg/ ekor saat berusia dewasa, Untuk berusia sekitar 6
bulan, ikan ini memiliki bobot sekitar 500 gram/ekor. Ikan ini terkenal dengan rasanya yang gurih dan nikmat sebagai ikan konsumsi rumahan maupun rumah makan. Selain itu, ikan ini juga memiliki ketahanan tubuh yang cukup baik terhadap perubahan suhu di lingkungan sekitarnya. Hal ini lah yang menjadikan ikan bawal cocok untuk di budidayakan di wilayah indonesia. Berikut penulis akan merangkum teknik pembudidayaan ikan ini, semoga tulisan ini membantu pembaca yang ingin menekuni pembudidayaan ikan ini.
Penyiapan lahan
Untuk pembudidayaan ikan bawal tawar, pembudidaya harus menyiapkan kolam dengan syarat sebagai berikut:
1. Tinggi daerah pemeliharaan berkisar pada 50-400 meter dpl (dari permukaan laut), atau pada daerah yan dekat dengan pantai sungai.
2. Tanah yang baik untuk pembuatan kolam adalah jenis tanah liat yang cukup mengandung humus.
3. Lokasi pembuatan kolam dekat dengan sumber air sebagai medianya, yang tentunya berkualitas baik, tidak bergaram/bau (sumur bor), dan tidak beracun.
4. Kadar ph tanah antara 7-8 dengan suhu air berkisar 20-28°C.
Pada pemeliharaan dengan menggunakan kolam, pembudidaya membuat kolam dengan ukuran sesuai keinginanya dengan kedalaman mencapai 1,2 meter. Kolam yang telah dibuat disarankan untuk dilakakukan proses pengapuran pada dasarnya untuk menghilangkan patogen/hama penyakit yang dapat mengganggu kesehatan ikan. Selain itu, disarankan juga pembudidaya melakukan proses pemupukan pada kolam sebagai makanan tambahan ikan. Saat pengisisa air dilakukan, pembudidaya juga disarankan untuk melakukan nya dengan bertahap. Hal ini ditujukan agar tanah dasar kolam mengendap dan cukup berlumpur. Setelah penyiapan kolam selesai, pembudidaya dapat memasukan benih ikan ke dalam kolam.
Penebaran benih
Pada proses penebaran benih, pembudidaya diharuskan untuk melakukan seleksi bibit di tempat pembelian bibit. Hal ini di tujukan agar bibit ikan tidak mudah terserang penyakit serta mencegah pelambatan pembesaran ikan ini.
Saat proses seleksi selesai, ikan dimasukan ke dalam kolam melalui proses adaptasi terlebih dahulu. Caranya yakni dengan memasukan ikan kedalam kantong plastik yang berisi air asal ikan terlebih dahulu, selanjutnya kantong yang berisi ikan dimasukan ke dalam kolam dan dibiarkan selama beberapa menit. Hal ini ditujukan agar ikan tidak stres terhadapa perubahan lingkunganya yang dapat mengakibatkan pada kematian pada bibit ikan.
Pembesaran & panen
Bibit ikan yang telah dimasukan ke dalam kolam di beri pakan berupa pelet serta dedaunan sebagai makanan pelengkapnya. Pemberian pakan ikan ini dilakukan 2 kali sehari, yakni pada pagi hari dan sore hari. Pada bulan ke-1 hingga ke-2, bobot ikan akan berkembang hingga 50-100 gram/ekor. Selanjutnya, pada bulan ke-3 hingga ke-4 bobot ikan akan berkembang hingga 200-400 gram/ekor. Lalu pada bulan ke-5 hingga ke-6 ikan akan memenuhi ukuran konsumsi pada rumah makan, yakni sekitar 500-600 gram/ekornya.
Saat ikan telah mencapai ukuran konsumsi atau ukuran yang disenangi oleh pembudidaya, maka dilakukanlah proses pemanenan ikan. Proses ini dapat dilakukan dengan cara panen sebagian atau panen keseluruhan. Jika pembudidaya ingin melakukan panen sebagian, pembudidaya dapat menggunakan media sangkar jaring sebagai alatnya. Prosesnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan stres pada ikan lain. Lalu, jika pembudidaya ingin melakukan pemanenan keseluruhan, pembudidaya dapat melakukanya dengan cara mengeringkan air kolam.
0 komentar: