Ikan mas (Cyprinus carpio L) merupakan salah satu jenis ikan yang termasuk kedalam famili Cyprinidae, subordo Cyprinoidea, ordo Ostariophysi, subkelas teleosei. Ikan nila memiliki bentuk pipih dan dengan ukuran tubuh yang sedikit memanjang mirip ikan tengadak dengan warna sisik kuning dan hitam dan memancarkan warna ke emas-emasan jika dipantulkan oleh sinar matahari.
Sejak thun 2000 keatas, ikan Mas memiliki pamor yang baik di masyarakat sebagai ikan konsumsi maupun hanya sebagai hiasan di kolam (bagi sebagin orang). dengan rasanya yang gurih dan nikmat, ikan Mas mampu menjadi maskot utama di rumah makan selain ikan nila dan ikan lele. Keberagaman resep pengolahan ikan ini menjadi bukti betapa baiknya pamor ikan ini di lidah masyarakat pada umumnya. Selain itu, ikan ini merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki pertumbuhan tercepat. Oleh karena itu, ikan ini cocok sekali dijadikan sebagai budidaya perikanan di indonesia.
Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi merupakan salah satu hal yang penting dalam pembudidayaan ikan ini. Hal ini penting untuk menunjang pertumbuhan ikan dan kondisi kesehatan ikan Mas sendiri. Adapun persyaratan lokasi antara lain:
• Ikan Mas dapat hidup di perairan danau maupun sungai yang berada pada ketinggian 150-600 m dpl (dari permukaan laut).
• Perairan yang disukai adalah perairan yang ber pH 7-8, suhu optimal 20-25°C dengan debit air yang tidak terlalu besar.
• Kualitas air yang harus bersih dan tidak tercemar bahan kimia ataupun sampah. Pembudidaya harus memastikan bahwa tempat yang digunakan untuk membudidayakan ikan ini memiliki persediaan air yang banyak untuk melakukan pergantian air ( utamakan berada di dekat sungai/danau ).
Untuk pembudidayaan ikan nila, disarankan pembudidaya untuk menggunakan media jaring atau keramba yang diletakkan di sungai/danau. Hal ini bertujuan agar kualitas air tetap terjaga baik dan tidak memerlukan pergantian air yang sering. Namun, jika pembudidaya ingin memlihara ikan ini di kolam tanah maupun semen, maka hal ini tidak menjadi masalah tentunya pembudidaya harus memastikan dengan baik sirkulasi air di dalam kolam. Jika pembudidaya ingin menggunakan media kolam tanah sebagai medianya, disarankan untuk tidak menggunakan pupuk kandang pada dasar kolam, karena pakan ikan ini umumnya berasal dari buatan manusia serta hal ini ditakutkan akan mencenarkan kulitas air sehingga memperburuk kesehatan ikan.
Pembesaran Benih
Setelah media pemeliharaan ikan dibuat dan terisi air, maka pembudidaya dapat melakukan proses pengisian benih dengan metode antiklimatisasi atau proses adaptasi benih dengan lingkungan. Proses ini dapat dilakukan dengan meletekan benih di dalam plastik atau media lain baru kemudian merendamnya di dalam kolam/media yang telah disediakan. Proses ini dilakukan beberapa menit hingga suhu air dalam plastik sama dengan kondisi sekitar kolam, atau hingga permukaan plastik mengembun. Proses ini bertujuan agar ikan tidak stres dengan perubahan suhu lingkungannya, sehingga kematian bibit dapat dinetralisir. Dianjurkan melakukan proses ini saat sore atau pagi hari untuk menghindari suhu air yang panas. Kepadatan pendisian benih didalam kolam tergantung dari ukuran benih dan ukuran kolam/media. Umumnya, pembudidaya memasukan hingga 150 ekor benih yang memiliki bobot sekitar 100gr/mᵌ atau disesuaikan dengan keinginan pembudidaya. Untuk pakan benih, pembudidaya dapat memasukan pelet dengan bobot 4% dari badan ikan dan dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu hari.
Masa Pembesaran Dan Panen
Benih ikan yang telah dipelihara, diberikan pakan sebanyak 5% / ukuran tubuhnya untuk satu bulan pemeliharaan. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu hari. Selanjutnya, ketika bulan ke-2 saat ikan telah mencapai ukuran 200 gr/ekor, pakan dapat diberikan sebanyak 3 kali sehari dengan mengurangi kadar peletnya hingga 3% bobot ikan. Pada bulan ke-2 ini, pembudidaya dapat memberikan pakan tabahan kepada ikan dengan menggunakan bahan berupa dedak, tanaman air, dedaunan, sisa-sisa dapur, dan lain-lain. Setelah bulan ke-3 hingga ke-4, dosis pemberian pakan diturunkan hingga 2,5% dari berat bada ikan, pada bulan ini ikan telah mencapai bobot higga 350 gr/ekor. Pada saat ini pula dilakukan pemindahan sebagian ikan kedalam media lain untuk mengatasi masalah kepaadatan ikan di dalam kolam. Hingga bulan ke-5 dan ke-6 saat ikan mencapai ukuran hingga 800 gr/ekor. Pakan dikurangi hingga 2% / berat badan ikan. ketika ikan telah memenuhi berat badan ini, pembudidaya dapat melakukan proses pemanenan dengan metode panen sebagian atau panen keseluruhan. Panen sebagian dapat dilakukan dengan media jaring bertangkai yang berujuan untuk mengambil ikan yang telah memenuhi ukuran yang diinginkan. Sedangkan panen keseluruhan dapat dilakukan dengan mengangkat keramba/jaring atau dengan pengeringan kolam.
Sekian tulisan ini, semoga bermanfaat. Kekurangan dalam tulisan ini saya ucapkan maaf yang sebesar-besarnya. wasallam
0 komentar: