Ikan gurame/kalui merupakan ikan yang berasal dari keluarga Anabatidae keturunan Helostoma dan bangsa labirinthici. Ikan ini tersebar hampir diseluruh perairan air tawar (terutama sungai) di indonesia terutama jawa, sumatera, dan kalimantan. Di sumatera ikan ini dinamai ikan kalau, kala, atau kalui. dan di jawa ikan ini diberi nama ikan gurame. Sedangkan di kalimantan ikan ini di beri nama ikan kalui.
Ikan konsumsi satu ini sangat mudah dikenali dari warna yang sedikit gelap saat masih berukuran kecil dan bewarna agak cerah ketika berukuran besar. Disamping warnanya, ikan ini juga dapat dikenali dari bentuk tubuhnya yang pipih memanjang dan memiliki bului kumis putih yang ada di bawah kepalanya dan memanjang hingga ekornya.
Dalam pengembangbiakanya, ikan gurame merupakan salah satu ika nair tawar yang memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat lamban ketimbang jenis ikan lain seperti ikan nila atau bawal. Namun, ketika sudah berukuran besar, ikan ini dapat mencapai bobot hingga 4 kg. Selain itu, untuk masalah beregenerasi induk gurame dapat menghasilkan telur mulai dari 2.000 butir hingga 10.000 butir dalam satu kali musim kawin.
Lokasi Budidaya
Dari kebiasaan hidupnya, ikan gurame merupakan ikan yang jarang menunjukkan pergerakan yang agresif di air. Namun, ikan ini gemar bergerak perlahan-lahan untuk mencari nafas ke permukaan. Hal ini dikarenakan habitat hidup ikan gurame yang berada di perairan yang cukup dangkal seperti di tepi-tepi sungai. Selain itu, kriteria air yang menjadi habitat hidup ikan ini merupakan perairan yang memiliki arus tenang dan stabil. Ikan ini memang ikan yang tidak terlalu sensitif terhadap gangguan luar. Namun, pembudidaya tetap harus memperhatikan gangguan/hama pada lokasi budidaya nantinya. Utamakan pemilihan lokasi di tepi sungai yang berarus tenang untuk pembudidayaan menggunakan kerambah. Jika pembudidaya menggunakn kolam tanah/ semen maka pilih lah lokasi yang tidak jauh dari sumber air.
Selain itu, kriteria lain dari lokasi pembuatan kolam tanah antara lain:
- Lokasi berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
- Kriteria tanah untuk pembudidayaan menggunakan kolam tanah adalah tanah yang tidak berporos/pori seperti tanah liat. Selain itu, dasar tanah di pupuk terlebih dahulu dengan pupuk kandang untuk menumbuhkan lumut saat di beri air. ( sebagai makanan tambahan ikan )
- Keasaman air berkisar 6,5-8 PH.
- Suhu air berkisar 24-28◦C.
Proses Pembenihan
Pada umumnya, pembudidaya memperoleh bibit ikan gurame dengan membelinya di balai pembenihan ikan. Namun, pembudidaya juga dapat melakukan pemijahan induk ikan sendiri untuk menghemat biaya dan meningkatkan jumlah bibit. Namun, ada kekurangan tersendiri jika melakukan pemijahan sendiri yakni waktu yang banyak terbuang dan harus menyediakan lebih banyak media untuk kepentingan pemijahan.
- Langkah pertama yang harus dilakukan pembudidaya jika ingin melakukan pemijahan sendiri adalah menyiapkan kolam pengawinan induk dan jantan. Tempatkan induk dan jantan di dalam kolam dengan rasio kira-kira jantan 1:2 betina. Pastikan kolam/media merupakan lokasi yang tidak jauh dari sumber air dan terlindungi dari pandangan manusia. Untuk lama masa perkawinan, pembudidaya dapat mematok waktu hingga 1 bulan atau saat induk sudah menunjukkan ciri-ciri siap bertelur (area sekitar insang dan perut tampak gemuk).
- Setelah selesai melakukan proses perkawinan, pisahkan induk ke dalam kolam berbeda yang telah disiapkan untuk proses bertelur. Yakni dengan menyimpan sabuk kelapa(ijuk) atau ranting+daun pohon yang ditujukan untuk tempat penempelan telur. Kemudian pindahkan telur beserta ijuk ke dalam media penetasan.
Proses Pembesaran Benih
Setelah telur menetas, akan nampak larva-larva kecil yang merupakan bentuk dari anak ikan gurame. Larva-larva kecil ini awalnya belum memerlukan makanan.
sumber: id.wikipedia.org |
Setelah ia berumur hampir 1 minggu, atau saat tonjolan makanan cadangan di perutnya mulai hilang barulah ia memerlukan makanan. Namun, makanan yang ia makan bukanlah makanan pemberian pembudidaya, melainkan pakan alami yang ada di dalam media. Hal ini lah sebabnya mengapa dasar kolam harus dipupuk dengan pupuk kandang terlebih dahulu untuk menumbuhkan lumut di dalam kolam. namun, pembudidaya juga harus memastikan kebersihan kolam bagi benih agar kolam tidak terlalu kotor oleh lumut dan lumpur.
Lama proses pembesaran benih adalah berkisar 1 bulan hingga 2 bulan atau saat ikan berukuran cukup besar sehingga harus dipindahkan ke kolam yang besar.
Proses Pembesaran
Setelah ikan berukuran cukup besar, maka ikan sudah bisa dipindahkan ke kolam utama pembudidayaan ikan. Ini ditujukan untuk proses pembesaran ikan hingga memenuhi ukuran konsumsi. Pada umumnya, pembesaran ikan gurame dapat dilakukan dengan metode pembesaran bersama ikan-ikan lain seperti ikan nila atau ikan mas dalam satu kolam yang sama. Hal ini ditujukan untuk mengantisipasi kerugian waktu disebabkan lambanya pertumbuhan ikan gurame. Namun, jika pembudidaya ingin membesarkan ikan gurame secara khusus dalam satu kolam hal ini tidak menjadi masalah. Untuk kepadatan ikan terhadap kolam berkisar hingga 10-15 ekor ikan dalam 1m³. Beri pakan ikan ini secar teratur pagi dan malam dengan porsi yang disesuaikan, pakanya dapat berupa dedaunan seperti kangkung, genjer, daun ubi (ketela pohon) atau tanaman di tepi-tepi pantai sungai yang menjadi makanan ikan ini serta pelet sebagai penyeimbangnya.
Untuk lama masa pembesaran ikan ini berkisar 8 hingga 10 bulan tergantung ukuran yang diminati pembudidaya.
Panen
Setelah ikan mencapai ukuran konsumsi, pembudidaya dapat melakukan proses pemanenan. Metodenya dapat dilakukan dengan menguras air kolam hingga habis atau dengan jaring untuk pemanenan sebagian. Namun, sebelum ikan di pasarkan terlebih dahulu ikan dimasukkan ke dalam kolam/media yang berisi air bersih dengan tujuan untuk membersihkan ikan dari kotoran yang ada di dalam kolam. masukkan ikan di dalam kolam pembersihan setidaknya hingga 3 hari untuk memastikn kebersihanya baru kemudian ikan ini bisa dipasarkan.
0 komentar: